“Sendirian, mbak?” Pria itu mengisap rokoknya, kemudian menghembuskan sekepul asap pada siswi SMP yang tengah melintasi trotoar tempatnya duduk.

Perempuan yang disapa pun terkesiap. Dia mempercepat langkahnya dan meninggalkan si perokok, tak menghiraukan asap rokok yang berbaur dengan seragam putih birunya.

Perokok itu mengalihkan pandangannya ke perempuan lain di ujung jalan yang tengah sibuk dengan ponsel di tangannya. “Pulang sama aku aja yuk, Mbak…”

Perempuan itu memasukkan ponselnya ke saku jaket, wajahnya terlihat kecut setelah mendengar “sapaan” si perokok. Dengan sigap, dia menarik tudung jaketnya dan pergi menyeberang jalan.

“Ih, sombong banget sih, Mbak…” gerutu si perokok sembari mengisap rokoknya untuk kesekian kali.

Si perokok terus mengomentari para pejalan kaki yang melintas di depannya, baik ibu muda bergamis sampai mahasiswa berbaju acak adul.

“Assalamualaikum, cantik…”

Sukses membuat perempuan yang baru saja ditegurnya menjawab salam, si perokok tersenyum simpul. Dia menghabiskan batangan rokok terakhirnya, lalu menginjak puntung rokok itu. Pria itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pulang.

Melihat seorang pejalan kaki bertudung merah di depannya, si perokok kembali melancarkan aksinya.

“Mbaknya sendirian aja nih? Hehe…”

Pejalan kaki itu tak mengacuhkan gurauan si perokok.

“Eh, ini mbak apa mas ya? Kalo mas, kamu ganteng, deh…”

Orang yang disapa tetap terdiam, menyeberangi zebra cross dalam kesunyian.

Tak puas dengan absennya respon dari sasarannya, si perokok mendekatkan diri hingga dirinya hanya setengah meter dari punggung pejalan kaki itu.

“Mau sosis gak, manis?” Perokok itu menepuk pundak si pejalan kaki.

Pejalan kaki itu berbalik. Wajahnya hancur tak karuan, daging busuk yang terkoyak oleh puluhan belatung meriasi wajah yang tak dapat dikenali itu. Mata hitamnya menatap perokok itu tajam, seolah ia predator yang hendak menangkap mangsa.

“SETAAAAAN!!!!” teriak perokok itu seraya lari terbirit-birit meninggalkan si “pejalan kaki”.

Pejalan kaki itu tertawa terkikik-kikik. Setelah si perokok menghilang, dia melepas topengnya, dalam hati berterima kasih pada video tutorial pembuat topeng monster di YouTube.

Sejak kejadian itu, si perokok tak pernah muncul di trotoar itu lagi.

 

 

dedicated to all catcallers b*ngs*t

#Challenge30HariSAPE_Hari15